Melansir dari Financial Detik, Harga emas dunia diprediksi akan terus mengalami kenaikan. Hingga akhir tahun 2025, emas dunia diramal dapat menyentuh angka US$ 3.800 (IDR 62.381.940/ kurs: 16.416,30) per troy ons seiring dengan memanasnya tensi geopolitik. Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga emas akan berada di level support US$ 3.611 (IDR 59.275,65/ kurs: 16.416,30) per troy ons dengan resistance di harga US$ 3.674 (IDR 60.311,67/ kurs: 16.416,30)  per troy ons pada perdagangan Senin (15/9/2025). Adapun pada penutupan perdagangan Sabtu (13/9), emas dunia berada di level US$ 3.643 (IDR 59.801,67/ kurs: 16.416,30) per troy ons.

Kenaikan harga emas ini kuat dipengaruhi makro ekonomi Amerika Serikat (AS), dimana tenaga kerja dan inflasi masih berada di level yang tinggi. Di sisi lain, data harga produsen di AS juga melemah disusul revisi data ketenagakerjaan AS yang meningkatkan asumsi pasar terkait pemangkasan suku  Bunga The Fed. Di sisi lain, tensi politik di AS juga mempengaruhi kenaikan harga menyusul adanya gugatan banding tarif di Pengadilan Federal. Masalah tarif dagang antara AS, India, dan China yang akan menerapkan bea impor sebesar 100% akan menambah panas tensi perang dagang.

Secara geopolitik di Eropa, seorang pejabat Ukraina menyatakan bahwa serangan drone yang dilancarkan Ukraina terhadap kilang-kilang minyak di Rusia telah menyebabkan terhentinya 17% dari total produksi kilang. Kondisi Timur Tengah memanas akibat serangan Israel terhadap militan Hamas di Qatar. Sebagai respons, Qatar berencana mengadakan pertemuan dengan negara-negara Arab untuk mengutuk serangan tersebut. Hal ini juga berpengaruh terhadap tingginya harga emas.

Sumber: Finance.detik.com

<< Kembali