Indonesia saat ini masih menjadi salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Total produksi nikel Indonesia dalam bentuk logam bisa mencapai dua juta ton per tahun. Nikel menjadi salah satu barang tambang yang paling banyak dibutuhkan oleh berbagai industri di dunia. Pada 2025, proyeksi permintaan nikel global mencapai 3,5 juta ton. Hal itu didorong oleh dua sektor utama, yaitu stainless steel dan baterai EV yang naik signifikan sejak 2024. Berikut daftar tambang nikel terbesar di dunia berdasarkan database GlobalData pada 2023:

  1. Weda Bay – Indonesia

Proyek Weda Bay merupakan wilayah tambang nikel terbuka yang terletak di Maluku, Indonesia. Weda Bay dimiliki oleh Tsingshan Holding Group, perusahaan swasta asal China yang bergerak di industri baja tahan karat dan nikel. Cadangan bijih nikel di kawasan ini pertama kali ditemukan pada 1996 dan mendapatkan izin konsesi sejak 1999. Pada 2023, kawasan tambang Weda Bay diperkirakan memproduksi sekitar 516,7 ribu ton nikel. Selain itu, pertambangan ini diprediksi masih bisa beroperasi hingga 2069 mendatang.

  1. Halmahera Persada Lygend – Indonesia

Proyek tambang Halmahera Persada Lygend (HPL) berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Proyek ini diketahui merupakan joint-venture antara Harita Group, Lygend Resources, dan Kang Xuan Pte Ltd. Produksi nikel dari tambang ini, menyasar industri EV global, yakni sebagai penyedia prekursor katoda baterai. Sebagai informasi, tambang nikel ini diperkirakan memproduksi 95 ribu ton nikel sepanjang 2023.

  1. Tambang Taganito – Filipina

Tambang Taganito merupakan kawasan pertambangan terbuka yang terletak di Surigao del Norte, Filipina. Kawasan tambang nikel ini dimiliki oleh Nickel Asia, perusahaan pertambangan nikel yang berbasis di Filipina. Tambang Taganito memiliki pabrik HPAL sejak 2013 yang mengolah bijih limonit rendah kadar menjadi nickel-cobalt mixed sulfide dan scandium. Pada 2023, tambang Taganito mampu memproduksi 70 ribu ton nikel dan diperkirakan akan beroperasi hingga 2049 mendatang.

  1. Tambang Sorowako – Indonesia

Wilayah tambang nikel Sorowako terletak di Sulawesi Selatan, Indonesia. Tambang Sorowako dimiliki oleh PT Vale Indonesia, yakni anak perusahaan Vale S.A. yang merupakan perusahaan multinasional asal Brasil di bidang logam dan pertambangan. Cadangan nikel di tambang Sorowako diperkirakan mencapai 107 juta ton bijih. Pada 2023, tambang Sorowako memproduksi sekitar 64 ribu ton nikel. Kawasan tambang ini diprediksi masih bisa produksi hingga 2045 mendatang.

  1. Tambang Huayue – Indonesia

Masih dari Indonesia, tambang nikel terbesar di dunia selanjutnya adalah tambang milik PT Huayue Nickel Cobalt yang beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Tambang ini merupakan hasil joint-venture antara Zhejiang Huayou Cobalt, China Molybdenum Co., dan Tsingshan Holding sejak Oktober 2018. Menurut data GlobalData pada 2023, tambang Huayue Nickel Cobalt telah memproduksi sekitar 42 ribu ton nikel sepanjang tahun. Jumlah itu didukung dengan teknologi HPAL yang diklaim mampu mengolah bijih limonit menjadi nickel-cobalt hydroxide secara lebih ramah lingkungan dan hemat energi.

  1.  Proyek Ambatovy - Madagaskar

Proyek Ambatovy merupakan kawasan tambang nikel di Madagaskar. Tambang nikel Ambatovy dimiliki oleh dua pihak, yakni Sumitomo Corporation (54 persen) dan KOMIR atau Korea Mine Rehabilitation and Mineral Resources (46 persen). Proyek Ambatovy menjadi investasi asing terbesar di Madagaskar dan salah satu yang terbesar di sub-Sahara Afrika karena total biaya proyek yang mencapai lebih dari 8 miliar dolar AS. Pada 2023, proyek tambang Ambatovy memproduksi sekitar 40,9 ribu ton nikel dan diprediksi masih bisa beroperasi hingga 2048.

  1. Tambang Cerro Matoso – Kolombia

Tambang Cerro Matoso merupakan kawasan tambang nikel di Cordoba, Kolombia yang dimiliki oleh Cerro Matoso S.A., anak perusahaan South32. Untuk diketahui, South32 merupakan perusahaan pertambangan dan logam multinasional yang berkantor pusat di Perth, Australia Barat. Tambang Cerro Matoso merupakan jenis tambang terbuka ferronickel terbesar di Amerika Selatan. Pada 2023, tambang ini tercatat memiliki produksi sekitar 40,8 ribu ton nikel dan diperkirakan masih bisa beroperasi hingga 2036.

Sumber: idntimes.com

<< Kembali